Minggu, 13 November 2016

PENTINGKAH BERPIKIR KRITIS ?

     Berpikir kritis sudah menjadi hal yang tabu bagi khalayak masyarakat kita. Masyarakat Indonesia telah memiliki tradisi bahwa sebuah perkataan seorang guru atau orang yang terpandang itu dianggap selalu benar dan di iyakan begitu saja tanpa klarifikasi kebenarannya. Hal tersebut mengakibatkan kebanyakan masyarakat kita kurang mandiri dalam berpikir. Dan itu pantas membuat kebanyakan masyarakat di negeri ini mengalami hal yang namanya pengangguran, kriminalitas dimana-mana serta tingkat frustasi/stress yang tinggi. Inilah yang harus diperbaiki dari masyarakat kita bahwa berpikir kritis merupakan hal yang vital di kehidupan keseharian kita.

Masyarakat kita yang demokrat hendaknya selalu berpikir kritis, baik terhadap kenyatan empiris (realitas sosial, budaya, dan politik) maupun terhadap kenyataan supraempiris (agama, mitologi, dan kepercayaan). Sikap kritis juga harus ditujukan pada diri sendiri. Sikap kritis  pada diri sendiri itu tentu disertai sikap kritis terhadap pendapat yang berbeda. Tentu saja sikap kritis ini harus didukung oleh sikap yang bertanggungjawab terhadap apa yang dikritisi.

Sebelum melanjutkan ke pembahasan selanjutnya. Kita perlu tau terlebih dahulu apa sih itu "Kritis" ? Apa sih itu “berpikir kritis”?

Berpikir secara kritis telah dianalisis oleh para ahli teori, diantaranya seperti yang dikemukakan oleh Iskandar  pada tahun 2009 yaitu bahwa kemampuan berpikir adalah kegiatan penalaran yang dilakukan secara refleks atau tiba-tiba, kritis, kreatif, dan berorientasi pada proses pemikiran yang akan menghasilkan pembentukan suatu konsep, dan sebuah analisis.
Proses tersebut dihasilkan dari pola pikir berdasarkan pengamatan, pengalaman, refleksi, tindakan, serta komunikasi. Berpikir akan menuntun Anda menemukan suatu tujuan, serta menemukan pemahaman sesuai yang Anda inginkan.

Menurut Sumadi Suryabrata pada tahun 2002, mengatakan bahwa pola berpikir kritis memerlukan tiga langkah. Pertama, yaitu proses analisis berdasarkan ciri-ciri dari beberapa objek yang sejenis.
Contohnya adalah mengamati jenis ras manusia dari berbagai belahan Negara di dunia, dari situ akan diperoleh misalnya ras Eropa, Asia, dan Afrika. Dari ras-ras tersebut, akan diperoleh persamaan dari masing-masing ras serta perbedaaannya sehingga Anda akan lebih  mudah untuk menganalisisnya. Kedua, yaitu proses menyambungkan pemahaman atau pengertian antara satu hal dengan hal yang lain. Proses ini ada yang berbentuk pemikiran positif serta pemikiran yang negatif. Untuk mempermudahnya, Anda dapat menggabungkannya dalam bentuk kalimat. Misalnya “bunga berwarna merah”, “taman yang luas”, dan lain sebagainya. Ketiga, kemampuan menggabungkan beberapa hal atau pendapat yang berbeda-beda menjadi sebuah kesimpulan atau suatu keputusan. Keputusan disini bermacam-macam, misalnya saja keputusan yang bersifat induktif, deduktif, serta analogis.

Berpikir secara kritis berawal dari sebuah pertanyaan. Misalkan, ada seorang guru sedang menerangkan materi yang diajarkan kepada muridnya. Karena seorang murid itu tidak paham dengan apa yang diterangkan oleh si guru tadi, maka si murid tersebut bertanya dengan rasa ingin tahunya. Nah, yang seperti itu bisa juga kita sebut dengan berpikir kritis . karena pada hakikatnya berpikir itu adalah bertanya. Orang yang sering bertanya maka dia sering berpikir. Dan pada intinya manusia itu diciptakan untuk berpikir. Kenapa orang ingin belajar? Karena dia ingin berpikir.

Menurut Friederich Nietszche salah seorang filsuf asal jerman, manusia dengan binatang itu pada mulanya sama. Yang membedakan manusia dengan binatang ialah otak, dan otak itu dimanfaatkan sebaik-baiknya dengan potensi yang masing-masing manusia miliki. Kalau manusia itu tidak mengembangkan potensinya, maka dia sama halnya dengan binatang. Dalam Al-qur’an kita sering membaca atau mendengar kata-kata, afalaa ta’qiluun, afalaa tatazakkaruun, afalaa tasykuruun, dan sebagainya hingga yang paling tertinggi ialah ulu al-ba. Jadi masih penting berpikir kritis???

Tidak ada komentar:

PERJALANAN MENUJU KAMPUS KERAKYATAN

Aku dan Mimpi    Mimpi setiap anak pasti ingin meraih cita-cita setinggi-tingginya, begitupun denganku. Tak banyak pula siswa/i ke...